Selasa, 30 September 2014

Antara Tissue dan Bandros

Ketika mendengar kata tissue, mungkin kita akan teringat pada keringat atau noda, karena tissue biasa digunakan untuk mengelap dua hal tersebut.

Tapi tidak demikian bagiku.
Sekitar 2 tahun yang lalu, kalau tidak hilang ingatan itu adalah bulan Oktober 2012, dimana saat itu hampir satu tahun menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Fase dimana galau segalau-galaunya, karena banyak hal yang berputar-putar di otak. Mulai ragu, merasa banyak hal yang aneh, ada hal yang mengganjal tentang keluarganya. Kenapa tiap ayah menelfonnya, dia tak pernah menyebut namaku, dan terburu-buru menutuo telfon? Hingga akhirnya pertemuan pertama kali dan mungkin yang terakhir kalinya terjadi di momen pesta pernikahan kakaknya.
Ya perkenalan, cukup menegangkan dan menguras emosi, tapi tak perlu ku tuliskan semua, hingga momen berkenalan dengan ayahnya pun tiba. Senyum itu, tatapan itu sungguh tak biasa, tak wajar, tapi mungkin aku terlalu sensitif. Hingga saat kami harus bertatap muka lagi, Ayahnya datang untuk meminga tissue pada adiknya tapi si adik tidak punya, hanya punya tissue yang dipegangnya. Karena aku membawa banyaj tissue, lalu aku menyodorka, ini ada tissue.... Apa yang terjadi? Jreng...JRENG...hahahahahahah....lebay....

Ayahnya hanya melihatku, dengan tatapan aneh, dan baru mengambil tissue setelah tantenya mengatakan :
"Abang, itu ada tissue, ambillah"
Kalau kalian jadi aku, jlebbb banget nggak sich?
Ngrasa banget dibegoin nggak selama ini?
Aku baru ngerti hubungan kami tidak disetujui pada hari itu, hari dimana aku baru pertama bertemu dengan keluarganya.
Dan itu adalah salah satu hal yang membuatku melambaikan tangan pada kamera sebagai tanda menyerah *emangnya uji nyali? Wkwkwkwkwkwkwk

Dan hari inipun berulang, karena nggak mau berperasangka, aku merasa aneh dengan sikap temanku, yang tiba-tiba menjauh dan sengaja menghindariku. Awalnya...gak mau ambil kesimpulan secara cepat hingga sore tadi  ada sebuah kenyataan. Aku membawa kue bandros ke tempat kerja, dan dengan nada becanda, menawarkan pada teman-temanku, kalau mau ambil aja ya,,,, satunya dua ribu, heheheheheh.
Hingga jam ngajarpun tiba, kue bandros cuma tersisa 2. Karena muridku belum ada yang dateng, jadi aku balik ke ruang guru, dan ternyata ada temanku.

Temanku ini bilang...,ih ada bandros mau donk, teman cowokku yang lain menjawab.,,kata mba lisa tadi kalau mau satunya 2ribu....

U know....apa yang terjadi selanjutnya...JRENG JRENG

Dia bilang nggak mau banget kalau gitu, dan diapun nggak mengambil kue bandros dan berlalu pergi

Tissue dan kue bandros
Tidak ada yang salah pada diri mereka
Tapi....kehadirannya yang sebenernya dibutuhkan dan diinginkan bisa ditolak ketika mereka dihadirkan olehku sementara kehadiranku tidak diinginkan

Mungkin aku sedang melow, dan mau datang bulan
Tapi aku yakin orang normal juga akan merasa terluka diperlakukan demikian...

(T.T)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar